Entri yang Diunggulkan

Lama kelana

Seperti baru berkedip, 2021 ternyata sudah dua tahun yang lalu. hampir tiga tahun malah. Sebagai mahasiswa akhir, seikit dilema. Ingin cepa...

Kamis, 06 Februari 2020

Pak Pin


Pak Arfin adalah salah satu guru di tempat saya mengenyam pendidikan di MANASA. Beliau datang ke sekolahan beberapa hari pasca wisuda. Saat sekolah saya hanya terdiri dari satu kelas yaitu angkatan pertama TIRTA. Beliau adalah sahabat Pak Farikhul, yang satu kuliahan di UIN SUKA. Jauh jauh datang dari Ngawi JATIM hanya untuk manasa. Beliau memperkenalkan pada anak-anak manasa pelajaran rubik, saya baru tahu saaat beliau bicara, kalau ternyata sebuah kotak rubik itupun ada rumusnya. Beliau pandai bahasa inggris dan arab, seringkali beliau  memperkenalkan pada kami kata-kata baru bahasa arab ataupun bahasa inggris melalui kata motifasi atau slogan slogan.   
Beliau adalah guru saya, bapak saya, sekaligus teman saya. Beliau memberi saya banyak inspirasi. Saya sempat menganggapnya orang yang arogansi, tapi lama-lama saya sedikit memahaminya. Apa yang beliau lakukan kepada anak-anak manasa adalah sebagian bentuk perhatiannya. Apapun itu. Tapi saya sebagai murid seringkali tidak merasa bersyukur atas perhatian beliau. Saya sering membangkang, daripada taat aturan. Banyak hal baik yang sudah beliau tularkan pada saya, diantaranya, untuk tekun membaca dan menjelaskan pentingnya berbahasa. Juga tata cara mengelola perpustakaan, beliau yang ajarkan pada saya.
Pak pin adalah bagian dari hari-hari anak manasa, setiap hari wajahnya tidak pernah absen di sekolahan. Sejak pagi sampai pagi lagi, ya, rata rata 23 jam per hari dalam setahun mungkin beliau ada di sekolahan. Tidur di sekolah, makan disekolah, apapunlah sepertinya semuanya ia lakukan di sekolah. Kami akrab, bahkan saking akrabnya kadang terkesan mbajor.
 Yang kami bingungkan dari Pak Pin itu, marahnya, beliau kalau marah sama seseorang itu jadi diem ngak mau nyapa, padahal beliau tahu bahwa didiamkan itu merupakan siksaan, kadang saat  kami tahu kami salah, kami ingin mita maaf. Tapi, ketika ingat kata beliau bahwa yang beliau butuhkan bukan kata kata maaf, tapi suatu peruahan sikap, kita jadi ragu untuk meminta maaf. Seperti sekarang ini, anak tirta nampaknya sedang tidak baik padanya. Sudah hampir seminggu mungkin didiamkan, saat salah tidak di ingatkan, saat papasan tidak dapat teguran, saat beliau butuh kami tidak lagi dimintai bantuan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar