Hari
ini begitu cerah, secercah cahaya berdarah telah tumpah.Aku masih memegang rasa
lama, yang sempat membelenggu masa. Dikala kau ada dipelupuk mata aku begitu
bahagia, tapi sekarang aku harus belajar bahagia juga, merasakan adamu
sekalipun ribuan kilo jarakmu. Aku tak bakal menuntut kau harus ikut segala
pinta yang pernah ku sebut, tapi yang ku tahu, kau adalah pejuang, maka aku
percaya, kau akan berusaha untuk mewujudkannya. Bukankah aku dan kamu adalah
kisah yang lucu, tanpa kata kala bertemu, namun merindu kala jarak memisahkan
kita. Tak apa, yang di atas tentu lebih tahu maksud kita, sekalipun tak
terlihat kita tetap berusaha bercakap, lewat perbincangan kita mulai dari hal
yang remeh sampai terkesan nyeleneh. Kita berusaha, memperbaiki diri agar kelak
kita dapat saling melengkapi. Toh, apapun rasa kita, yang kuasa sudah
mempersiapkan yang terbaik dari rencana kita yang baik-baik. Jika aku dan kamu
memang dapat menyatu, tentu waktu takkan tega membiarkan kita lebih lama
menderita, mencicipi pahitnya ketidakpastian. Maafkan aku juga yang hanya
menanti, seolah tak berusaha untuk segala yang kita harapkan. Tapi hendaknya
kau tahu, tugasku kini adalah memperbaiki, juga memantaskan diri agar dapat
menjadi perhiasan terindah bagi hari-harimu, manjadi pakaian terbaikmu, dan
mampu menjadi teman diskusi bagimu. Maafkan aku jika kau harus berjuang
untukku, tapi kau tak berjuang sendiri, akupun selalu berusaha agar pantas
untuk kau perjuangkan. Sebagai manusia normal, Kamupun tak bakal maukan, jika memperjuangkan seseorang yang tidak
berkualitas, yang hanya menjadi beban bagi hari depanmu, yang hanya tahu
bersolek tanpa tahu cara terbaik menghadapi permasalahan hidup. Jikapun kita
tidak dapat bersama tentu apa yang kita usahakan tak akan sia-sia, jika
pengorbanan besarmu buatku harus terpenggal diperjalanan, tentulah ada yag
lebih berhak atas itu. Dan jka usahaku untuk menjadi seseorang yang dapat
berarti bagimu dan anak-anakmu tidak diizinkan-Nya, tentulah Allah, sudah
menyiapkan yang lebih siap bagimu. Aku dan kamu sekedar dapat bersiap, untuk
menerima kemungkinan-kemungkinan pahit. Dan tetap optimis bahwa apapun yang
kita usahakan hari ini tidak akan berakhir percuma. Selamat berjuang untuk
kamu, untuk aku, dan untuk kita. Tetap berpikir positif, agar kamu merasa
semangat menjalani hari-harimu, agar kamu tidak dikalahkan oleh rasa malasmu.
Do'aku ku udarakan pada-Nya, ku harap kau juga begitu, yang kita tahu sekarang,
jarak dapat memisahkan, tapi sejauh apapun jarak, do'a dapat
menandakan
kedekatan kita. Percakapan kita setiap hari tak harus terjadi sekarang, tapi
suatu hari, jika kita sudah terikat oleh kata yang tidak lagi dapat memisahkan
kita, dihadapan saksi-saksi ikatan itu. Jangan berduka terlalu lama, ada banyak
kebahagiaan yang harus kau wujudkan. Semoga aku memang buat kamu. Wonosobo, 13/03/2020, Yuli Ambarwati
Mari membaca, ciptakan generasi bangsa yang mumpuni , yang lebih baik dari saat ini. Budayakan membaca sampai kata akhir dari tulisan.
Entri yang Diunggulkan
Lama kelana
Seperti baru berkedip, 2021 ternyata sudah dua tahun yang lalu. hampir tiga tahun malah. Sebagai mahasiswa akhir, seikit dilema. Ingin cepa...

Kamis, 12 Maret 2020
Untukmu, yang rela menunggu

Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar